PUIC Ke-7 Jadikan Momentum Organisasi Lebih Kuat Dan Efektif
Ketua DPR RI Marzuki Alie, selaku Presiden PUIC berharap Konperensi PUIC ke-7 dapat dijadikan momentum membuat sejarah PUIC lebih kuat dan efektif serta bermanfaat bagi umat Islam pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.
Demikian sambutan Marzuki Alie di depan Anggota Delegasi PUIC pada saat pembukaan Konferensi ke-7 PUIC yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (30/1) di Ballromm, Hotel Aryaduta, Palembang.
Marzuki mengatakan, Konperensi PUIC ke-7 ini semestinya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja parlemen negara anggota PUIC kedepan dalam rangka memperjuangkan kepentingan bersama negara anggota PUIC. Terutama untuk meraih kemajuan, kemakmurandan perdamaian, juga dalam praktek berdemokrasi.
Forum ini, kata Marzuki, juga dapat dipakai untuk meningkatkan institutional building dan untuk membangun lembaga legislatifyang kuat sehingga dapat lebih efektif dalam melaksanakan amanat rakyat.
Dalam konferensi kali ini, Marzuki menggarisbawahi hal-hal yang berkaitan dengan peranan dan tugas lanjut PUIC sebagai Organisasi Parlemen Internasional, termasuk peran serta dalam memberikan solusi terhadap isu-isu utama internasional yang menjadi perhatian dan merupakan kepentingan bersama.
Menurut Marzuki, anggota PUIC masih perlu meningkatkan kerjasama dan memberikan dukungan bagi pengakuan Palestina sebagai anggota penuh di PBB dan badan-badan internasional, mengakhiri isolasi terhadap Gaza dan penolakan terhadap kejahatan Israel atas anggota Parlemen Palestina dimana Israel malah menangkap kembali Ketua Parlemen Palestina Aziz Dweik.
Sebagai sesama anggota parlemen, melalui organisasi parlemen PUIC, sudah seharusnya memberikan dukungan penuh untuk pembebasan pimpinan dan anggota parlemen Palestina dari penjara Israel dan mengutuk keras kejahatan Israel terhadap pimpinan dan anggota parlemen Palestina tersebut.
Marzuki mengatakan, dalam upaya kontribusi untuk memelihara perdamaiandan keamananinternasional, masih menghadapi berbagai kemungkinan terjadinya potensi konflik di berbagai belahan dunia yang setiap saat dapat mengganggu perdamaian dan keamanan internasional.
Di bidang ekonomi, memiliki kewajiban dan tanggung jawab bersama dalam mengurangi kemiskinan dan melakukan upaya bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu juga melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya dampak negatif akibat terjadinya krisis ekonomi global yang sedang melanda dunia Barat.
Marzuki juga menyoroti, perkembangan arena politik internasional yang telah berubah dengan cepat dan dinamis. Perkembangan dan demokratisasi di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta masalah tumpang tindih klaim di Laut China Selatan yang melibatkan berbagai kepentingan negara besar dapat berdampak kepada stabilitas keamanan dan perdamaian di tingkat regional dan global.
Perkembangan situasi dan kondisi internasional tersebut, katanya, merupakan tantangan baru bagi negara anggota PUIC yang harus diselesaikan dan disikapi bersama dengan berdasarkan kepentingan bersama.
Sesuai dengan tujuan dan cita-cita dibentuknya PUIC, maka semua negara anggota PUIC memiliki komitmen untuk melaksanakan apa yang telah diamanatkan dalam Statuta PUIC.
Oleh karena itu, kegiatan, program, dan perhatian PUIC harus lebih fokus kepada realitas masalah yang dihadapi. “Kita harus mencari solusi terbaik yang dapat kita capai bersama, sehingga keberadaan parlemen kita benar-benar akan dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan umat Islam,” katanya.
Dengan demikian, kata Marzuki, mereka tidak perlu memilih terorisme sebagai alternatif, sebab melalui demokrasi merekapun bisa memperjuangkan dan merealisasikan cita-cita mereka. (tt)